Tragedi Mengenaskan 4 Orang Tewas di Sigi Sulawesi Tengah
Pemerintah hingga Senayan Mengutuk Pembunuhan Sadis
Minggu, 29-11-2020 - 23:09:05 WIB
|
Ilustrasi foto |
Jakarta, Liputanonline.com - Kecaman atas peristiwa pembunuhan sadis di Sigi, Sulawesi Tengah, datang dari segala penjuru. Pemerintah, penghuni 'Senayan', hingga organisasi masyarakat (ormas), senada mengutuk keras para pelaku pembunuhan sadis di Sigi beberapa hari lalu itu.
Kejadiannya terjadi pada Jumat (27/11/2020) sekitar pukul 10.00 Wita. Satu keluarga, yang berjumlah empat orang, warga Desa Lembatongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, dibunuh orang tak dikenal.
Ngeri kalau membayangkan kondisi para korban pembunuhan sadis itu. Kondisinya, ada yang dibakar hingga ditebas kepalanya.
Polisi pun bergerak cepat menyelidiki kasus tersebut, hingga menemukan petunjuk berarti. Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) didapat petunjuk bahwa ada keterlibatan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dalam pembunuhan sadis itu.
"Jadi dari hasil olah TKP serta keterangan saksi bahwa aksi sadis yang menyebabkan empat orang warga Kecamatan Palolo tewas dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata MIT," kata Kapolda Sulteng Irjen Abd Rakhman Baso kepada detikcom, Sabtu (28/11/2020).
Pelakunya ada delapan orang. Ali Kalora yang jadi pemimpinnya.
"Keempat korban itu adalah kepala keluarga bernama Yasa. Korban lainnya adalah istri Yasa, putri Yasa, dan menantu Yasa," ungkap Rakhman.
Satu pesan terselip di balik kasus pembunuhan sadis di Sigi ini disampaikan Menko Polhukam Mahfud Md. Ditekankan bahwa lokasi pembunuhan sadis ini bukan di gereja. Karena itu, Mahfud meminta masyarakat tidak terprovokasi dengan isu SARA yang berkembang akibat peristiwa kejam tersebut.
"Diharapkan oleh pemerintah, kepada seluruh pimpinan umat beragama di Sulawesi Tengah terutama, terus melakukan silaturahmi untuk tidak terprovokasi oleh isu-isu SARA.
Karena sebenarnya yang terjadi bukan di sebuah gereja, tetapi memang di sebuah tempat yang selama ini secara tidak rutin menjadi tempat pelayanan umat. Tetapi pelakunya memang Mujahidin Indonesia Timur," kata Mahfud dalam keterangan pers tertulisnya, Minggu (29/11/2020).
Pemerintah, melalui Menko Polhukam Mahfud Md menyampaikan dukacita yang mendalam atas pembunuhan sadis di Sigi. Pemerintah memastikan akan memburu dan menindak tegas para pelaku.
"Pemerintah akan melakukan tindakan tegas dan memburu pelaku melalui tim atau Satgas Operasi Tinombala terhadap para pelaku kekejian dan kebengisan terhadap suatu keluarga yang menyebabkan terbunuhnya empat orang di Sigi.
Tentu pemerintah mengutuk keras kepada pelakunya dan menyatakan duka yang mendalam kepada korban dan keluarganya," terang Mahfud.
Strategi untuk menangkap para pelaku juga telah disiapkan. Tim Tinombala juga akan melakukan pengepungan terhadap tempat-tempat yang dicurigai sebagai persembunyian para pelaku.
"Pemerintah juga sudah melakukan langkah-langkah untuk melakukan pengejaran, tadi tim Tinombala sudah menyampaikan tahap-tahap yang dilakukan untuk mengejar pelaku dan melakukan isolasi serta pengepungan terhadap tempat yang dicurigai ada kaitan dengan para pelaku," tutur Mahfud.
Mahfud mengonfirmasi bahwa pelaku dalam kasus pembunuhan sadis di Sigi berhubungan dengan kelompok MIT. Memang ada kelompok Santoso yang masih tersisa.
"Memang pelakunya adalah Mujahidin Indonesia Timur.Kelompok Mujahidin Indonesia Timur ini adalah sisa-sisa kelompok Santoso yang sekarang masih tersisa beberapa orang lagi dan operasi Tinombala atau Satgas Tinombala sedang mengejar sekarang," ungkap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu.
Ketua DPP NasDem, sekaligus Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung juga senada dengan pemerintah. Martin meminta Polri dan TNI mengusut pelaku pembunuhan hingga akar-akarnya.
"Ini jelas aksi teror. Sangat biadab dan saya pribadi sangat mengutuk keras," kata Martin kepada wartawan, Minggu (29/11/2020).
Martin menegaskan pengusutan kasus pembunuhan sadis di Sigi ini harus dilakukan dengan serius.
Ketua Bidang Hubungan Internasional DPP NasDem itu mengingatkan kepada Polri dan TNI, jangan sampai kepercayaan masyarakat menjadi turun karena pengusutan tidak dilakukan dengan serius.
Kemudian, Anggota Komisi I DPR, yang juga elite PPP, Syaifullah Tamliha berharap polisi segera menangkap para pelaku.
"Kita berharap jajaran kepolisian segera bertindak untuk menangkap hidup atau mati bagi pelaku teror tanpa tebang pilih," kata Syaifullah Tamliha kepada wartawan, Minggu (29/11/2020).
Sementara dari ormas, kecaman datang dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). PBNU menegaskan segala bentuk terorisme tidak dibenarkan.
"Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengutuk aksi penyerangan dan teror yang menewaskan satu keluarga di Desa Lembatongoa, Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Apa pun motifnya, aksi kekerasan dan tindakan melukai kemanusiaan tidaklah dapat dibenarkan," Ketua Harian Tanfiziyah PBNU Robikin Emhas dalam keterangannya, Minggu (29/11/2020).
Komentar Anda :